Pelatihan Literasi Digital untuk Menangkal Hoaks di Media Sosial

Pelatihan Literasi Digital untuk Menangkal Hoaks di Media Sosial

Pelatihan Literasi Digital untuk Menangkal Hoaks di Media Sosial

Gen Z atau generasi saat ini sangat dekat dengan dunia digital, khususnya media sosial. Banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari media sosial, meski di balik itu juga banyak tantangan yang malah berakibat buruk.

Di media sosial atau dunia digital, tidak semua perilaku dan bahasa yang disampaikan pengguna sosial media itu bisa ditiru. Tentu kematangan diri dalam mengolah informasi ini akan menjadi modal utama dalam pengembangan diri dan membaur di dunia digital.

Karena hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menggelar pelatihan literasi digital dengan tajuk Webinar Makin Cakap Digital.

Webinar yang bisa diikuti siapapun tanpa dipungut biaya ini, kini sudah memasuki episode ke-28. Acara digelar di Manokwari, Papua Barat, 22 Juli 2024 dengan tema “Lawan Hoaks di Media Sosial”.

Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan literasi di jenjang anak-anak dan remaja timur Indonesia khususnya Maluku-Papua terhadap media digital atau media sosial yang dikenal dekat dengan keseharian masyarakat.

Webinar episode ke-28 ini menghadirkan tiga narasumber yang berkompeten di bidangnya yaitu Yulia Dian selaku Social Media Specialist sekaligus writer yang membawakan pilar Kecakapan Digita. Alex Iskkandar selaku Managing Director IMfocus Digital membawakan pilar Keamanan Digital, dan Ody Waji selaku Digital Entrepreneur dan KOL yang membawakan pilar Etika Digital.

Alex Iskandar yang sudah berkecimpung di dunia pemasaran digital menjelaskan lebih lanjut mengenai bahaya hoaks dan bagaimana DigiFriends (sebutan untuk siswa yang megikuti webinar) harus waspada pada setiap informasi yang diterima.

Hoaks atau berita bohong adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Hoaks dapat dibuat dengan sengaja oleh pihak tertentu untuk tujuan tidak Baik. Paling cepat menyebar di sosmed. Tujuan dari berita bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan, ada dimana-mana, haram dan melanggar undang-undang.

“Terkait hoaks, ada banyak hal yang dapat kita perhatikan. Pertama, saring sebelum sharing. Kedua, hoaks harus dilawan, kita jangan diam saja. Ketiga, laporkan hoaks dan kejahatan siber lainnya. Keempat, satu laporan akan berdampak positif, jadi, jangan ragu, laporkan. Kelima, jangan menunggu jadi korban hoaks,” kata Alex Iskandar dalam pesannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *