Masuk Toilet di Pasar Larantuka Bayar Pakai Uang Elektronik

Masuk Toilet di Pasar Larantuka Bayar Pakai Uang Elektronik

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai menerapkan digitalisasi di Pasar Inpres Larantuka. Selain parkir dan retribusi, pedagang dan pengunjung yang menggunakan toilet di pasar itu kini bisa membayar pakai uang elektronik.
Pemkab Flores Timur menggandeng FTF Globalindo menjadi vendor pelaksana proyek itu. Pedagang kini membayar parkir pakai kartu, bahkan membayar retribusi pakai kartu atau mereka sebut e-retribusi.

“Jadi yang kami kerja sama adalah parkir, retribusi pedagang, dan toilet,” kata Direktur FTF Globalindo, Bangun Jocelyn Tobing, saat launching e-retribusi, Rabu siang, (25/9/2024).
Setiap pedagang akan diberikan kartu e-retribusi yang digunakan untuk membayar parkir, retribusi, hingga toilet. Adapun retribusi akan ditarik setiap dua pekan dari para pedagang.

“Untuk toilet berlaku untuk pedagang atau konsumen yang ingin mempunyai kartu jika dia sering beraktivitas dalam pasar,” kata Manager Operasional Daratan NTT, Jones Jensen.

Digitalisasi di Pasar Inpres Larantuka, Flores Timur, NTT, pedagang bisa membayar parkir hingga toilet dengan kartu e-retribusi, Rabu (25/9/2024). Foto: Yurgo Purab/detikBali
“Kalau untuk retribusi harian, maka petugas kami yang mendatangi pedagang dengan membawa mesin khusus sehingga pedangan yang mau bayar retribusi harian maka cukup tempelkan kartu pada mesin dan akan keluar bukti pembayaran,” imbuhnya.

BACA JUGA : Beruang dan penyembuhan luka alami

Sementara untuk penggunaan toilet, pengelola akan menempatkan satu petugas yang membawa mesin. Setiap kali pengguna selesai menggunakan toilet, tinggal menempelkan kartu ke mesin itu.

Tarifnya, Rp 2.000 untuk buang air kecil dan Rp 3.000 jika mandi. Saat ini, toilet di pasar itu sedang direnovasi menyambut digitalisasi.

” (Ada)petugas penjaga toilet sudah ada mesin sehingga para pengguna tinggal tempel kartu saja dan akan keluar struk,” tandasnya.

Penjabat (Pj) Bupati Flores Timur, Sulastri Rasyid, mengatakan digitalisasi di pasar itu untuk menekan kebocoran pendapatan. Ini juga sebagai upaya untuk menekan kecurangan di lapangan.

“Kalau pemerintah tangani, nol. Isinya tidak ada,” ucapnya.

Sejauh ini, proses digitalisasi di pasar itu terus disempurnakan. Lebih dari 70% pedagang di sana sudah memagang kartu e-retribusi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *