Dijitalsafahat.com – Di era generasi digital ini, semua hal semakin dimudahkan termasuk urusan investasi secara digital yang terus marak dan menawarkan kemudahan maupun keuntungan. Namun, dibutuhkan pemahaman yang baik dan tepat mengenai ragam investasi secara digital tersebut agar terhindar dari kerugian.
Di saat yang sama, kecakapan digital menyangkut keamanan juga dibutuhkan agar terhindar dari praktik kejahatan siber.
Hal itu dibahas dalam webinar bertema “Ayo Jadi Generasi Melek Investasi Digital ” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muslim Indonesia Makassar, Izki Fikriani Amir menjelaskan beberapa jenis investasi yang bisa dilakukan secara digital, seperti investasi emas, reksadana, peer to peer landing atau pinjaman online, investasi saham, obligasi ritel, dan aset kripto. Dari sekian ragam investasi, ia menyebut emas adalah yang paling stabil karena minim risiko. Jika pun harganya turun, tidak terlalu signifikan dan malah cenderung terus naik dari masa ke masa.
Izki juga memaparkan manfaat berinvestasi secara digital. Menurutnya, investasi secara digital dapat lebih mengontrol daftar pengeluaran, meminimalkan kerugian, praktis dan efisien, serta memperoleh sejumlah insentif atau bonus NANA4D. Namun, ia juga menyodorkan sejumlah pertimbangan dalam berinvestasi secara digital, seperti memilih platform investasi yang tepat, legal, dan berizin, tidak berlebihan dan menyalurkan uang untuk investasi serta memperhitungkan perkembangan inflasi.
“Berinvestasi secara digital juga membutuhkan kecakapan digital, seperti memahami beragam perangkat lunak yang menyusun lanskap digital berikut bagaimana pengamanannya. Bagaimanapun, dunia digital tidak 100% aman dari kejahatan siber, jadi faktor keamanan sangat penting dan diprioritaskan,” ujar Izki dalam webinar pada Kamis (29/9/2022).
Relawan TIK Bangka Belitung, Veris Juniardi menjelaskan mengenai investasi aset kripto. Hal ini lebih praktis karena dalam transaksinya tidak membutuhkan bantuan pihak ketiga atau perbankan, bisa dilakukan secara cepat, dan memiliki tingkat keamanan tinggi sehingga lebih aman dari ancaman kejahatan siber.
